TULIS

Rabu, 27 Maret 2013

SIMULASI UKG ON-LINE 2013

Bagi para tenaga pendidik khususnya guru yang bersiap-siap untuk on-line kembali dalam menyelesaikan soal-soal kompetensi silahkan masuk DI SINI

TRY OUT 100 SOAL UKG SD ONLINE 2013

Silahkan kawan coba lihat di web ini

UKG ON-LINE 2013

Mari qta share kawan terkait UKG On-Line 2013 kali az... bisa membantu nasib qta... key...
silahkan seddot UJI COBA UKA ON-LINE 2013
dan sekalian TUTORIALNYA GAN key.... moga bermanfaat... yups kutunggu sharemu kawan....

Sabtu, 09 Maret 2013

DOKUMEN KURIKULUM SD 2013 VERSI 03-2013

Dokumen Kurikulum yang ini merupakan revisi dari kelanjutan dari Dokumen Kurikulum sebelumnya (Kurikulum SD 2013 versi 9 Febr), Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar versi 3-4 Maret 2013. dan Kurikulum 2013 yang berupa Latar Belakang, Landasan, Struktur, dan Strategi Implementasi. Lebih jelas silahkan lihat di bawah ini;
Dokumen Kurikulum SD 2013
KI dan KD SD versi 3-2013

Senin, 04 Maret 2013

Rancangan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013

Dalam artikel, 10 Alasan Kurikulum 2013 Sulit di Implementasikan mengindikasikan bahwa kesulitan pertama yang akan dihadapi guru adalah membagi alokasi waktu yang “glondongan” disetiap minggu (35 menit x 30 Jam Pelajaran – JP) ke aktifitas pembelajaran sehari-hari. Contoh silabus kelas 1 SD tema Diri Sendiri yang diberikan pada uji publik, ada begitu banyak kompetensi dasar yang mesti diberikan selama 30 JP x 4 minggu. Semua kompetensi dasar tesebut tertuang rapi dalam setiap matapelajaran sebagaimana gambar jaringan tema dan silabus di bawah ini.
13576853951528412033
Jaringan Tema Diri Sendiri pada materi uji publik kurikulum 2012
1357685506946076717
Silabus Tema Diri Sendiri pada materi Uji Publik Kurikulum 2013
Memperhatikan aktifitas pembelajaran yang tertuang dalam silabus di atas, jelas guru tidaklah mungkin menyampaikan pembelajarannya secara berurut apa adanya. Guru memiliki keterbatasan sebagaimana yang dikehendaki kurikulum 2013 dan manajemen sekolah. Berdasar silabus tersebut, pembelajaran tema Diri Sendiri dialokasikan 26 JP/minggu yang berasal dari pelajaran PPKn 5 JP, Matematika 5 JP, B. Indonesia 8 JP, Penjasorkes 4 JP, Seni Budaya dan Prakarya 4 JP. Artinya, masih ada 4 JP per minggu di luar tema, yang dialokasikan untuk pelajaran Pendidikan Agama. Berikutnya, sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran tadi, manajemen sekolah membuat jadwal pembelajaran di kelas sebagaimana situasi dan kondisi sekolah. Sebagai contoh sekolah akan membuat jadwal pembelajaran di kelas seperti tabel barikut.
13576866122135829872
Contoh Jadwal Pembelajaran Kelas 1
Guru, berdasarkan silabus dan alokasi jadwal yang dibuat, diharapkan bisa merencanakan pelaksanaan pembelajaran hari ke hari. Untuk itu, guru diminta merunutkan kompetensi dasar yang akan diberikan pada setiap harinya.
Secara sistematis, kerunutan penyampaian kompetensi dasar tersebut mesti memenuhi pedagogic. Menurut Benjamin S. Bloom pedagogic dalam pengajaran meliputi 3 ranah pembelajaran, yang masing-masing disampaikan bertahap sebagaimana tabel berikut.
1357686711392068352
Tabel Ranah pembelajaran Benjamin S. Bloom
Adapun konsep pendidikan berbasis budaya menurut UNESCO ada 4 (empat) pilar, yaitu How to think, How to do, How to be, dan How to live together. Oleh karena itu, apabila guru benar-benar akan memberikan pendidikan yang berbasis pada budaya, maka ia harus menentukan ke tiga ranah pembelajaran apa saja yang setiap harinya akan diajarkan.
Apabila yang direncanakan dan/atau yang direalisakan dalam pembelajaran masih hanya ranah cognitive misalkan, bisa dipastikan pembelajaran di kelas sebagamanai saat ini banyak terjadi. Guru lebih fokus memberikan materi pelajaran dan siswa diharapkan untuk menghapal materi (sebagai ilmu) dengan asesmen ujian tulis. Kalaupun ada cerita dalam pembelajaran juga diberikan karakter, Insya Allah itu hanyalah sebuah tempelan yang tak akan merubah sikap siswa, atau paling tidak hanya akan menjadi knowledge siswa yang belum tentu dilakukan.
Inilah salah satu beda kurikulum 2013 dengan KTSP. Di kurikulum 2013, kompetensi dasar yang wajib diberikan guru di dalam kelas sudah meliputi ranah cognitive, psicomotor dan affective. Oleh karena itu, nanti guru tidak bisa lagi hanya mengajarkan knowledge ataupun menempelkan karakter. Tetapi harus secara holistik ke tiga ranah tersebut diajarkan ke siswa, sehingga siswa dapat memiliki pengalaman belajar yang memungkinkan mereka bisa mengkontruksi kemampuannya sendiri. Di sinilah guru diminta kreatif dan bergeser ke paradigma pembelajaran baru dalam pengajarannya di kelas.
Sabagaimana mimpi ingin memajukan pendidikan Indonesia, meningkatkan kemampuan guru dan rasa penasaran terhadap kurikulum 2013. Diskusi pembahasan implementasi kurikulum 2013 banyak kami dilakukan di Zona Belajar Menyenangkan Menjemput Cita-Cita. Hasilnya pembaca bisa ikuti di http://republikbelajar.org yang salah satunya bisa menjadi contoh solusi bagaimana guru akan merencanakan pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 seperti gambar di bawah ini.
13576867681583321907
Rancangan Pembelajaran Tema Diri Sendiri Kurikulum 2013
Rancangan pembelajaran tema Diri Sendiri di atas berdurasi 26 JP x 4 Minggu, yang per minggunya fokus membahas sub tema yang terkait dengan tema utamanya. Setiap akhir sub tema, siswa diharapkan memiliki karya sebagaimana ditulis dalam elipe. Adapun kompetensi dasar yang akan diberikan dituangkan dalam kotak yang mensarikan kompetensi dasar kurikulum 2013 terkait. Setiap kompetensi dasar akan diajarkan berdasarkan level 1, 2, dst (sebagaimana jadwal pelajaran di kelas) dan ditetapkan ranah pembelajarannya.
Guna memaksimalkan pembelajaran, alangkah baiknya bila di akhir dari pembelajaran tema ini, siswa, guru dan orang tua siswa merayakan keberhasilan belajarnya bersama-sama. Dalam hari yang sudah ditentukan, secara sederhana semua siswa diberi kesempatan bisa mengenalkan diri, menyapa, mempertunjukkan ekpresinya, menceritakan usahanya, dan menampilkan karya hasil pembelajaran dihadapan para orang tua siswa dan tamu yang sengaja diundang. Bisa dibayangkan siswa kelas 1 SD yang polos dan lucu akan ceria berusaha menjadi pembelajar. Apalagi bila gurunya pada masa pembelajaran tema ini, sengaja menyiapkan para siswanya bisa menyapa dan mengenalkan dirinya dengan pakaian, gaya dan bahasa daerah asal mereka. Nyanyian Bhineka Tunggal Ika bersama-sama hadirin dengan lambaian bendera merah-putih bisa menutup acara tersebut. Sungguh pembelajaran yang terindukan.

Sumber: http://republikbelajar.org

Sumber: http://ktspsmartsystem.blogspot.com/2013/01/rancangan-pembelajaran-tematik.html
Courtesy of ktspsmartsystem.blogspot.com
 Sumber: republikbelajar.org
Sumber: http://republikbelajar.org

Sumber: http://ktspsmartsystem.blogspot.com/2013/01/rancangan-pembelajaran-tematik.html
Courtesy of ktspsmartsystem.blogspot.com

Minggu, 03 Maret 2013

DOKUMEN KURIKULUM SD/MI 2013



Selain berisi deskripsi Kompetensi  Dasar,  dokumen ini berisi  pula Kompetensi  Inti  dan Struktur Kurikulum.  Dokumen ini juga memuat  berbagai  tema yang diintegrasikan dari Kompetensi  Dasar  berbagai  mata  pelajaran.  Kompetensi  Dasar  dikembangkan  dari Kompetensi  Inti,  sedangkan  pengembangan  Kompetensi  Inti  mengacu  pada  Struktur Kurikulum. Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik  untuk  suatu  jenjang  sekolah,  kelas,  dan  mata  pelajaran.  Kompetensi  Inti  harus dimiliki  peserta didik untuk setiap kelas melalui  pembelajaran Kompetensi  Dasar  yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik integratif  dengan pendekatan pembelajaran siswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas. Lebih jelasnya bisa di unduh DISINI

GAYA BELAJAR

 

Gaya Belajar Anak Didik Kita Visual, Auditori, atau Kinestetik ?

Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.


1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

² Bicara agak cepat
² Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
² Tidak mudah terganggu oleh keributan
² Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
² Lebih suka membaca dari pada dibacakan
² Pembaca cepat dan tekun
² Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
² Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
² Lebih suka musik dari pada seni
² Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

² Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
² Penampilan rapi
² Mudah terganggu oleh keributan
² Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
² Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
² Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
² Biasanya ia pembicara yang fasih
² Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
² Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
² Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
² Berbicara dalam irama yang terpola
² Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

² Berbicara perlahan
² Penampilan rapi
² Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
² Belajar melalui memanipulasi dan praktek
² Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
² Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
² Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
² Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
² Menyukai permainan yang menyibukkan
² Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
² Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar Anda?